Kamis, 01 Oktober 2015

Cinta di Ujung September




Kau tahu hal apa yang paling dibencinya di dunia ini?
-
Jatuh c i n t a
-
Namanya Sheina. Gadis berusia hampir seperempat abad. Menghabiskan setiap khayalannya dengan imajinasi cinta yang sejati. Berkali-kali mempertaruhkan hatinya demi menggapai mimpi memiliki cinta sejati. Bodoh!
-
Setahun lalu nyaris saja hidupnya akan berakhir hanya karena seorang lelaki penjual rayuan. Bisa bisanya Sheina terjebak pada kebodohan yang sekian kali. Ah, bosan sekali bila aku menuliskan kisah tentangnya yang melulu dengan pengejaran cinta.
-
“Aku jatuh cinta. Aku melihat hatinya ada dimana mana. Di saku bajuku. Dalam laci kerjaku. Lemari pakaianku. Setiap langkahku. Semua ada dia. S e m u a               a d a                 d i a.”
-
“Hei Sheina,” sapa gerimis yang tak sengaja turun sore kemarin.
-
Gerimis serupa teman sekolahnya. Tempat berbagi meski belum mencapai posisi sahabat, gerimis bisa dipercaya menyimpan tiap cerita yang dituturkan gadis itu. Maka wajar saja bila gerimis sesekali mengingatkan Sheina.
-
“Coba baca berita tentang perekonomian negerimu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah melebihi lima belas ribu. Sebagian kota di negerimu belum lagi terguyur hujan. Banyak kesenjangan yang tampak terlihat namun juga tak pantas hanya dibahas dalam sebaris kata-kata. Jadilah yang terhebat bagi hidupmu sendiri. Berjuanglah. Ingat kata temanmu. Kau harus menjadi wanita hebat untuk bersanding dengan sosok berkualitas.”
-
Sheina tertegun. Harusnya gerimis tak perlu menamparnya dengan fakta yang terjadi di negeri ini. Memang ada banyak hal yang perlu dibenahi. Bukan Sheina bila tak menitipkan pesan pada yang dicintainya.
-
Datanglah sebelum enam purnama yang kujanjikan. Aku masih menunggumu sama seperti ketika mengakui bahwa diri ini telah merindukanmu sejak perpisahan kedua.

ZT, 01/10/2015
*) sumber gambar: google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung. Sila tinggalkan komentar yaaa :)