Barusan mendapati
tulisan di KBM berupa artikel tentang nilai kebaikan dari sebuah perbuatan
meskipun kecil bentuk tindakannya. Postingan tersebut ditulis oleh Muh Rio
Nisafa, moga tidak salah orang, yang menceritakan kisahnya sepulang shalat
jumat. Pengalaman langsung berupa tindakan nyata yang dilakukan temannya dengan
membantu seorang takmir masjid menggulung sajadah panjang.
'
Memang tanpa
kita sadari setiap kali habis shalat, mungkin langsung pergi. Kalau sajadah
memang jarang digulung tiap kali habis sahalat, namun fasilitas lain seperti
mukena misalnya atau ketika masuk ada membawa minuman cup kecil. Hal-hal
seperti itu sebenarnya pernah kita lakukan tanpa memikirkan mereka yang
bertugas di masjid. Mukena gak dilipat dengan rapi atau dengan sengaja
menggantung ala kadarnya saja. Sampah kecil yang sengaja ditinggal. Duh malu.
'
Hmm … ada
pengalaman ketika kemarin mengikuti pelatihan. Ini cerita yang berbeda dari
postingan sebelumnya. Kali ini berbagi secuil tindakan nyata yang memang aku
lakukan mirip dengan kisah yang dituturkan mas Rio.
'
Pagi sebelum
check out dari hotel aku menyempatkan diri membereskan kasur. Semua kulakukan
bukan mengingat ada kebaikan di dalamnya tapi Karena di rumah memang begitu. Sebelum
keluar kamar, kasur harus bersih dan rapi dulu.
'
“Ngapain Kakak
beresin?” kata salah seorang teman tidurku semalam. Kami bertiga menempati
kamar mewah itu. Sebenarnya memang bukan tugas kami membereskanya sebab sudah
dibayar dengan harga tinggi. Plak! Abaikan ya.
'
“Gak apa-apa. Hitung-hitung
belajar jadi istri yang baik besok. Ho ho ho” jawabku sekenanya.
'
Selesai dan
langsung keluar. Menuju lantai bawah untuk sarapan kemudian langsung berangkat
ke gedung melanjutkan pelatihan selanjutnya.
'
Tepat azan zuhur
berkumandang, acara selesai ditandai dengan penutupan. Sebelum bubar pertemuan
masih di akhiri dengan makan siang bersama.
'
Kembali selesai
makan, beberapa di antara operator peserta pelatihan langsung pulang dan
meninggalkan bekas makannya di atas meja.
'
Aku memulai
dengan mengumpulkan bekas makan sendiri dan membuang di tempat yang sudah
disediakan. Lagi-lagi ini karena di rumah terbiasa dengan kebersihan. Kalau makan
tidak boleh berserakan barang sebutir nasi, apalagi kotak dan cup bekas makan.
'
“Ngapain lagi
Kakak bersihkan. Nanti kan ada petugasnya,” kata temanku tadi.
'
Kali ini jawabku
berbeda. “Kita di sini kan dalam usaha mencari nafkah, dan yang orang yang
bekerja sebagai petugas kebersihan ini pun mencari nafkah.”
'
Tanpa kujelaskan
mungkin mereka yang mendengar paham. Tidak salah jika kita meringankan beban
mereka sedikit saja. Dan tindakan itu diikuti oleh peserta lainnya. Tanpa dikomando
masing-masing membuang sampah pada tempatnya.
'
Tiada bermaksud
untuk riya atas tulisan sederhana ini. Cuma ingin berbagi, agar terbiasa peka
pada hal kecil di sekitar. Tidak ada salahnya membuat orang lain tersenyum
karena sudah membantu pekerjaan mereka. Alhamdulillah.
ZT, 20/09/2015 –
Menjelang tidur 22.29 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah berkunjung. Sila tinggalkan komentar yaaa :)