Minggu, 20 September 2015

Lakukan Kebaikan Meskipun Sederhana



Barusan mendapati tulisan di KBM berupa artikel tentang nilai kebaikan dari sebuah perbuatan meskipun kecil bentuk tindakannya. Postingan tersebut ditulis oleh Muh Rio Nisafa, moga tidak salah orang, yang menceritakan kisahnya sepulang shalat jumat. Pengalaman langsung berupa tindakan nyata yang dilakukan temannya dengan membantu seorang takmir masjid menggulung sajadah panjang.
'
Memang tanpa kita sadari setiap kali habis shalat, mungkin langsung pergi. Kalau sajadah memang jarang digulung tiap kali habis sahalat, namun fasilitas lain seperti mukena misalnya atau ketika masuk ada membawa minuman cup kecil. Hal-hal seperti itu sebenarnya pernah kita lakukan tanpa memikirkan mereka yang bertugas di masjid. Mukena gak dilipat dengan rapi atau dengan sengaja menggantung ala kadarnya saja. Sampah kecil yang sengaja ditinggal. Duh malu. 
'
Hmm … ada pengalaman ketika kemarin mengikuti pelatihan. Ini cerita yang berbeda dari postingan sebelumnya. Kali ini berbagi secuil tindakan nyata yang memang aku lakukan mirip dengan kisah yang dituturkan mas Rio.
'
Pagi sebelum check out dari hotel aku menyempatkan diri membereskan kasur. Semua kulakukan bukan mengingat ada kebaikan di dalamnya tapi Karena di rumah memang begitu. Sebelum keluar kamar, kasur harus bersih dan rapi dulu.
'
“Ngapain Kakak beresin?” kata salah seorang teman tidurku semalam. Kami bertiga menempati kamar mewah itu. Sebenarnya memang bukan tugas kami membereskanya sebab sudah dibayar dengan harga tinggi. Plak! Abaikan ya.
'
“Gak apa-apa. Hitung-hitung belajar jadi istri yang baik besok. Ho ho ho” jawabku sekenanya.
'
Selesai dan langsung keluar. Menuju lantai bawah untuk sarapan kemudian langsung berangkat ke gedung melanjutkan pelatihan selanjutnya.
'
Tepat azan zuhur berkumandang, acara selesai ditandai dengan penutupan. Sebelum bubar pertemuan masih di akhiri dengan makan siang bersama. 
'
Kembali selesai makan, beberapa di antara operator peserta pelatihan langsung pulang dan meninggalkan bekas makannya di atas meja.
'
Aku memulai dengan mengumpulkan bekas makan sendiri dan membuang di tempat yang sudah disediakan. Lagi-lagi ini karena di rumah terbiasa dengan kebersihan. Kalau makan tidak boleh berserakan barang sebutir nasi, apalagi kotak dan cup bekas makan.
'
“Ngapain lagi Kakak bersihkan. Nanti kan ada petugasnya,” kata temanku tadi.
'
Kali ini jawabku berbeda. “Kita di sini kan dalam usaha mencari nafkah, dan yang orang yang bekerja sebagai petugas kebersihan ini pun mencari nafkah.”
'
Tanpa kujelaskan mungkin mereka yang mendengar paham. Tidak salah jika kita meringankan beban mereka sedikit saja. Dan tindakan itu diikuti oleh peserta lainnya. Tanpa dikomando masing-masing membuang sampah pada tempatnya.
'
Tiada bermaksud untuk riya atas tulisan sederhana ini. Cuma ingin berbagi, agar terbiasa peka pada hal kecil di sekitar. Tidak ada salahnya membuat orang lain tersenyum karena sudah membantu pekerjaan mereka. Alhamdulillah.

ZT, 20/09/2015 – Menjelang tidur 22.29 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung. Sila tinggalkan komentar yaaa :)