Minggu, 20 September 2015

Buang Saja Masa Lalu

Pagi-pagi nyetel lagu dangdut lawas itu rasanya sesuatu banget ya? begitulah caraku menikmati weekend yang selalu dinanti setiap minggu. nahloh? abaikan yang ini. Aku menikmati setiap moment luang yang ada karena sejak belajar nge-blog dan nulis rasanya tidak tahu bagaimana enaknya waktu istirahat. halah! lebay :p
.
Tnpa sengaja tadi memilih lagu evi tamala yang diputar lewat youtube. Tahu sendiri dong suara sendu dengan alunan musik nan mendayu-dayu pengen bobok unyu deh. hakhak :v
nah, kebetulan lagu yang pertama kali diputar adalah kandas. Ceritanya lagu ini dengan satu contoh nyata yang kulihat sendiri ketika pelatihan kemarin. pelatihan apa? sttttt! jangan kepo soal ini yah. he he he
.
Kandas bercerita tentang kasih sayang sepasang kekasih yang tak sampai karena salah satu pihak ada yang selingkuh. Perpisahan tak dapat dihindari. Sekian lama berpisah akhirnya mereka bertemu, dan cinta yang dulu pernah ada tanpa rasa tambahan atau rindu buatan akhirnya bersemi lagi. Untungnya si wanita menyadari itu, tak mungkin kembali merajut kisah yang telah usang. hadehhhhh :(
.
Kaitannya dengan fakta yang kulihat sendiri apa? sabar sabar.
.
Sebelum pembekalan malam itu berakhir, saat sesia tanya jawab tengah berlangsung, rekan di sebelahku menerima telpon dari seseorang. gelagatnya sih seperti bukan dengan pasangan sahnya. kok? bukan aku su'udzon, tanpa aku kepoin, beliau langsung cerita.
.
sampai di hotel-lah cerita itu kudapat. sebutlah dia mbak Ni, sudah menikah hampir sepuluh tahun dan sudah dikaruniai seorang putri yang cerdas. Orang yang menelpon mbak Ni tadi adalah sang mantan. mereka berpisah sama persis seperti kisah yang dituturkan dalam lagu kandas. sang mantan selingkuh dengan wanita lain hingga menjalin hubungan cinta terlarang. mereka putus karena lelaki yang dicintainya itu lebih memilih wanita selingkuhannya dengan alasan tak mungkin ditinggal karena dia akan bertanggung jawab.
.
Sakit? tentu saja. stress? iyalah.
beliau mengaku kalau saat terjadi, dia mengalami galau akut istilah kita sekarang. menjelang ujian akhir, diputus pacar pulak. plak! plok! sakit kan? makanya setuju banget deh kalau ada yang nasehatin #UdahPutusinAja
maksudnya memang pacaran itu gak ada yang menguntungkan.
.
Nah kembali lagi. Akhirnya mereka saling terpisah. Mbak Ni dengan kekalutannya lalu memilih lelaki lain dan mengajaknya menikah. Dan lelaki itu mungkin juga sudah menikah. hah! *gue yang ribet
.
Dan beberapa waktu terakhir mereka bertemu lagi lewat jejaring sosmed. Komunikasi terjalin lagi dan mereka saling menikmati rasa yang dulu pernah dinikmati bersama. Lalu?
.
Inilah yang seharusnya tidak boleh dilanjutkan. Cukuplah sekali saja terima telpon darinya untuk menjelaskan bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Entah aku yang tidak paham atau karena belum menikah. Kondisi seperti ini baiknya jangan dibiarkan berlarut. Bagaimana pun ini tak akan berlangsung lama.
.
Cinta yang hadir setelah menikah hanyalah godaan sesaat. Andaipun cinta mereka bersatu kembali pasti ada pihak yang tersakiti. Bercerai sudah pasti dan korban yang pertama adalah anak. baiknya sebagai orang dewasa jangan berpikir egois.
.
Jika keadaan ini terjadi padaku, dan memang pernah terjadi. Mantan pacar yang dulu meninggalkan karena menikah dengan wanita lain pernah hadir kembali setelah dia punya anak. Alasan yang tak masuk akal, katanya dia tak bisa mencintai istrinya lalu kenapa ada anak? huh :3
.
Aku menarik situasi itu pada diri. Jika suamiku yang demikian tentu aku tak ikhlas. Tak ingin pernikahan itu kandas karena orang ketiga. Dan hal yang paling gampang diingat adalah memutar kembali apa yang dulu pernah dilakukannya. Dia pergi meninggalkan dan menikah dengan wanita lain tanpa menghiraukan perasaanku. Gampang kan?
.
Jika dulu saja dia tega melakukan itu apalagi sekarang sudah punya anak. sebejat-bejatnya lelaki, dia masih punya kasih yang tulus pada anaknya. dia akan memilih anaknya dibanding kita. maka, lupakan aja cinta gila itu.
.
Masa lalu itu seperti kertas buram yang berisi coretan tak penting, baiknya dibuang saja. disimpan hanya akan mengundang tikus untuk bersarang di sana. Jadi?
Tatap saja masa depan dengan pasangan yang sudah ikhlas menerima kita. Menampung kita saat terluka di masa lalu. Bersedia menjadi pengobat luka yang bukan dia pelaku sakit itu adalah orang mulia. Bila kita di posisi itu, sanggupkah kita menerima kecurangan ini?
.
Pikirkanlah!
.
ZT, 20/09/2015 07.40 WIB -- Mata yang masih mengantuk :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung. Sila tinggalkan komentar yaaa :)