Sabtu, 12 September 2015

Kita

Ini ruang kita, tak pernah kubiarkan orang lain mengintip apalagi sampai menjejakkan kaki. Semuanya indah, masih sama seperti lima tahun lalu. Kau mengulang lagi kalimat:"Aku ingin menghabiskan sisa umur bersamamu juga mendekatkan diri pada Dia". Ah, begitulah kira-kira. Sayangnya, malam ini kau mengingatkan aku pada sebuah masa lalu. Aku marah. Kau mungkin lupa, kita pernah berjanji untuk tak pernah mengungkit apa itu yang pernah terjadi sebelum kau dan aku menjadi kita.
.
"Jangan pernah ada nama lain yang kita perbincangkan disini selain nama anak kita!" tegasku.
.
Kau tersenyum. Paling mengerti bila aku mengeluarkan kalimat penegasan.
.
Kita saling diam. Dalam bungkam bertemu dan berbincang dari hati ke hati. Aku yang tak pernah bisa marah terlalu lama padamu mencoba tersenyum dan berlalu.
.
Kau tahu, aku tak suka ruangan ini diterangi lampu kamar. Ini memang tak menarik sama sekali. Tapi ini cara cerdasku menahan tangis. Dengan cahaya, mutiara yang menggantung di pelupuk mataku takkan pernah terpeleset apalagi jatuh.
.
"Aku sayang kamu. S e l a l u."
Cukup bagiku. Kita saling memeluk dalam doa. Cinta itu memang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung. Sila tinggalkan komentar yaaa :)